Manusia dalam membuang sisa makanan ternyata berdampak signifikan terhadap berbagai aspek terutama dalam aspek lingkungan dan ketahanan pangan. Dalam penelitian The Economist Intelligent Unit (2006) melaporkan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil food waste terbesar kedua di dunia dengan sampah makanan mencapai 300 kg per kapita setiap tahun. Dalam mengambil langkah aksi nyata dari fenomena tersebut Agavi bekerja sama dengan Yayasan GSSI dalam bidang community development yaitu project Ketapang Kita (Ketahanan Pangan Kolaborasi Antar Warga).
Inovasi produk turunan limbah kulit kopi (cascara) menjadi produk bernilai jual tinggi seperti blended tisane, sirup, cookies, kombucha cascara, bio packaging, hingga arang aktif. Diproduksi dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan limbah kulit kopi dan memberikan pendapatan tambahan bagi petani kopi lokal.
Rikolto Indonesia dan AGAVI bersinergi dan bekerjasama untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut dengan cara mengolahnya menjadi produk turunan pangan fungsional. Melalui program ini diharapkan tercipta revitalisasi budidaya rumput laut di Nusa Penida dan menjadi salah satu alternatif usaha masyarakat setempat sehingga tidak lagi hanya bergantung pada sektor pariwisata namun juga pada usaha mandiri pengolahan rumput laut.
Projek menjelaskan tentang analisis kondisi kebersihan udara di industri pangan. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi udara sebelum dan sesudah disterilisasi menggunakan seperangkat AC yang dilengkapi dengan UV-Kit Filter. Ruangan yang dipakai sebagai area penelitian adalah area produksi kering, area produksi basah, dan ruang pengemasan. Alat dinyalakan selama 1 jam dengan menguji udara per 15 menit sehingga akan didapatkan penurunan bakteri setiap 15 menit penyalaan. Analisis lainnya juga dilakukan dengan menguji iradiasi UV-A dan UV-C serta kadar ozon ruangan. Hasil akhir dari penelitian dapat melihat efektifitas UV-Kit Filter dalam melakukan sterilisasi ruangan
Projek Sustainable bee-keeping management dijalankan dalam lingkup monitoring stup lebah di perkebunan agar dapat menghasilkan produk madu dengan kualitas yang baik. Monitoring dilakukan dengan pengecekan ratu lebah, pengecekan sarang lebah (log), pembersihan stup dari cendawan, penanaman tanaman pakan, pengecekan telur lebah, dan pengawasan log dari predator. QC produksi madu dilakukan dengan mengamati karakteristik organoleptik produk. Kemudian madu yang diproduksi dari lebah jenis Trigona spp. dianalisis aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi agar sumur sehingga diketahui kondisi persentase terbaik produk madu untuk digunakan sebagai antimikroba
Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Columbia. Oleh karena itu, produsen kopi Indonesia perlu menjaga kualitas sensori kopinya agar tetap dapat bersaing di pasar luar negeri maupun dalam negeri. Teknologi fermentasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sensori kopi. AGAVI bekerjasama dengan koperasi petani kopi puntang untuk meneliti lebih lanjut pengaruh metode fermentasi, jenis, dan konsentrasi mikroorganisme terhadap kualitas sensori kopi. Tentunya melalui kerjasama ini, AGAVI dan Puntang Coffee berharap dapat meningkatkan nilai jual dari kopi-kopi lokal Indonesia dan tentunya membantu meningkatkan kesejahteraan petani kopi lokal.
Bekerjasama dengan Yayasan GSSI, khususnya program Ketapang-Kita, kami mengajak dan menemani masyarakat memisahkan sampah. Hasil pengolahan sampah selanjutnya digunakan untuk pupuk, media tanam, mol, eco-enzyme dan lain-lain. Masyarakat juga diajak untuk membuat urban farming sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan warga. Selain menyokong ketahanan pangan, project ini juga bertujuan menyokong ekosistem pangan dan ekonomi masyarakat local, menciptakan agen perubahan, menciptakan lapangan kerja, serta membentuk gaya hidup berkelanjutan dan interaksi masyarakat.